Sejarah Kelurahan Mojoroto


SEJARAH KELURAHAN MOJOROTO
(MOJOROTO )
 
           Ada 3 ( tiga ) sejarah awal mula Desa Mojoroto ada dan dinamai demikian, yaitu kisah sejarah mbah panggung, mbah punthuk dan sejarah kedung sentul serta Desa Mojoroto itu sendiri, namun pada tahun 2002 ada perubahan kebijakan Otonomi Daerah Desa Mojoroto menjadi Kelurahan dan secara umum Desa yang ada di Kota Kediri menjadi Kelurahan, tidak dipimpin lagi oleh Kepala Desa namun dipimpin oleh Lurah dan tidak melalui pemilihan, tapi langsung dari ASN Pemerintah Kota Kediri, berikut ini kisah yang menjadi cerita asal mula Mojoroto.
1.     Sejarah mbah panggung
     Mbah panggung adalah hanya suatu panggung untuk menghukum anak cucu yang nakal, ini sejaman dengan mbah Demang Mojoroto yang konon kabarnya mempunyai peliharaan harimau putih, mbah demang ini dari solo jawa tengah putra pakubuwoni Iyang mempunyai abdi bernama Bancolono atau yang di sebut juga maling Gentiri yang sekarang makamnya di sebut ki ageng Gentiri, beliau seorang pencuri tetapi berhati luhur, hasil curiannya diberikan kepada masyarakat yang tidak maapu dan yang dicuri adalah barang – barang milik penjajah dalam hal ini adalah belanda.
     Dan tragisnya setelah ki bancolono tertangkap belandad di bunuh dan jasadnya dipotong menjadi 3 ( tiga ) bagian, kakinya sampai paha dimakamkan di puncak gunung maskumambang, gembungnya dimakamkan di daerah Banjarmlati yang sekarang di area GOR Jayabaya, sedang kepalanya dimakamkan di belakang mall Kota Kediri, di bawah tanaman pohon beringin sekarang dinamakan ringin sirah yang artinya kepala. Pada waktu pemerintahan mbah demang banyak tumbuhan mojo yang tumbuh di wilayah tersebut, sehingga diberi nama Mojoroto
2.     Sejarah Mbah Punthuk
Sejarah aslinya tidak ada yang tau pasti, namun sejarah ini sudah dipercayai oleh masyarakat setempat sejak jaman dahulu kala. Di kelurahan mojoroto ada empat makam yang dikeramatkan oleh warga yang setiap tahunnya ( setiap warga punya kegiatan ) warga tersebut mengadakan nyadran di tempat tersebut. Yang pertama adalah makam mbah punthuk yang terletak di Mojoroto gang 4 barat, yang kedua makam mbah sutiyah yang terletak di Mojoroto gang 6 Barat, yang ke tiga makam logandeng bertempat di Mojoroto gang 1, yang ke empat makam mbah panggung yang terletak di Mojoroto gang 6 timur.
     Mbah punthuk diyakini oleh warga adalah seorang ulama besar dari Jogjakarta sezaman dengan pangerang Diponegoro. Punthuk adalah sebutan warga sekitar , yang mana punthuk itu adalah tempat batu yang dibuat alas pancuran ( padasan ) untuk wudhu yang berada di tanah yang munthuk ( bukit kecil ). Di sebelah timurnya berdiri Mushola yang di pangku oleh seorang Kyai bernama Mbah Yai Baru ( Nama Orang )
     Sepeninggal mbah punthuk dan mbah yai Baru tempat tersebut hilang dan menjadi tempat yang wingit dan nyolowedi ( aneh ). Lantas datanglah orang – orang dari keraton Solo untuk mengidentifikasi bahwa tempat tersebut dilestarikan oleh warga setempat sebagai tempat sejarah. Sedangkan Makam mbah Punthukdan mbah baru tidak ditemukan di lokasi tersebut hanya petilasannya saja, yang berada di tanah yang munthuk tersebut, sehingga warga menyebut dengan mbah punthuk, setiap bulan suro malam jumat legi diadakan selamatan oleh warga sekitar area mbah punthuk.
3.     Sejarah Kedung sentul
Di situ telah di makamkan seorang tokoh Agama dan juga prajurit perang pada masanya yang bernama kyiai Misbah. Mbah Misbah adalah salah satu dari prajurit pangeran Diponegoro pada waktu Pangeran Diponegoro tertangkap dan diasingkan oleh penjajah para pengikut Pangeran Diponegoro sama melainkan diri dengan segala arah, kebetulan kiyai Misbah kearah timur di daerah Kediri, di situ mbah misbah melihat kedung /genangan yang dikelilingi pohon sentul sehingga oleh kiyai misbah di beri nama kedung sentul / dung sentul, di daerah ini mbah misbah membangun rumah tangga dan keluarga yang sanpai sekarang keturunan mbah misbah masih ada yaitu kiyai ubaidillah.
     Sepeninggal kiyai misbah dimakamkan di situ dan dikeramatkan oleh anak turun beliau sedang kegiatan dimakam tiap malam hari Jumat legi diadakan pengajian atau kirim doa kepada beliau mbah misbah yang dianggap cikal bakal dukuh kedung Sentul.
     Demikian sekilas sejarah dukuh kedung Sentul Kel. Mojoroto Kota Kediri.